Makam Datuk Kandang Haji

Makam Datuk Kandang Haji berada di Desa Teluk Bayur, Kecamatan Juai, Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
Untuk menuju ke lokasi Datuk Kandang Haji bisa ditempuh dengan kendaraan bermotor, lokasinya sekitar 20 kilometer dari Paringin yang jadi ibukota kabupaten berjuluk Bumi Sanggam ini.
Saat ini area makam Datu Kandang Haji sudah memiliki sejumlah fasilitas seperti mushala, pondopo, toilet dan fasilitas lainnya.
Keunikan Makam Datuk Kandang Haji juga disebut Makam Panjang, karena makamnya sepanjang kurang lebih 11 meter dan lebarnya kurang lebih 4 meter.
Makam tersebut berada didalam pagar besi, didalam pagar tersebut ada dua batu nisan dari kayu ulin kemudian bertambah menjadi beberapa nisan.
Kemudian juga ada beberapa barang yang menjadi peninggalan beliau antara lain adalah Alquran tulisan tangan, cukmar (tongkat khatib), piring melawen besar dan petaka kayu.
Dalam setiap tahun haul Datu Kandang Haji rutin dilaksanakan dan selalu diikuti ribuan jemaah yang datang dari berbagai daerah.
Dari cerita masyarakat nama Kandang Haji ini karena desa tersebut dipagari atau dikandangi dengan doa-doa. Tujuannya, untuk mencegah masuknya para penjahat.
Legenda di masyarakat menyebutkan bahwa tokoh Datu Kandang Haji awalnya bernama Patih Bentar Alam, sementara diriwayat lain dia juga bernama Datu Surya Sakti Mangku Alam.
Setelah memeluk Islam beliau menunaikan ibadah haji ke Mekkah dengan berjalan kaki, setelah pulang ke kampung halaman, mengajar dan menyebarkan ilmu agama Islam kepada masyarat luas.
Diketahui pula Datu Kandang Haji lahir pada tiga abad lampau yang merupakan putra daerah setempat dan hidup dari keluarga petani yang sederhana.

Selain dulunya aktif menyebarkan dakwah kemasyarakat, Datu Kandang Haji juga membangun beberapa masjid yang menjadi bukti keberhasilan dan kesuksesan Datu Kandang Haji dalam berdakwah.
Masjid yang dibangun olehnya adalah Masjid Al Mukarramah di Desa Bangkal, Kecamatan Halong, Masjid Jannatul Ma'wa di Desa Buntu Karau Kecamatan Juai, dan Masjid Sirajul Huda di Desa Paran Kecamatan Paringin.
Sementara itu beberapa barang yang menjadi peninggalan beliau antara lain adalah Al Quran tulisan tangan, cukmar (tongkat khatib), piring melawen besar, dan petaka kayu.(banjarmasinpost.co.id/dony usman)


Komentar